Sabtu, 09 Maret 2013

Contoh Makalah Pengantar Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan membantu peserta dididk untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Tugas mendididk dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang manusia. Manusia mempunyai cirri khas yang secara prinsipiil bebeda dari hewan. Ciri khas manusia yamg membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Pemahaman pendidik terhadap sifta hakikat manusia akan membentuk peta tentang karakteristik manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode, dan tehnik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksional di dalam interaksi edukatif.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah apakah pemahaman sifat hakikat manusia berpengaruh dalam bejalannya proses pendidikan terhadap manusia itu sendiri ?
1.3 Tujuan Yang Ingin Dicapai
Ada pun tujuan yang igin di capai diantaranya :
1.Memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar pendidikan
2. Memahami arti dan makna dari  masing-masing sifat hakikat manusia
3. Memahami macam-macam dimensi hakikat manusia
4. Mendeskripsikan sosok manusia Indonesia seutuhnya



1.4 Metode Yang Digunakan
Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya dengan  masalah-masalah yang di bahas di dalam makalah  ini.
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebaai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.

2.2 Wujud Sifat Hakikat Manusia
Dikemukakan  oleh paham eksistensialisme, yang bermaksud menjadi masukan dalam membenahi pendididkan, yaitu :
a. Kemampuan menyadari diri
Manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik dirinya yang menyebabakan  manusia dapat membedakan dirinya dengan “aku-aku “ yang lain dan linkungan fisik di sekitarnya.
b. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan manusia menempatkan dirinya dan mengatasi masalah yang ada pada dirinya yang perlu di bina dalam pendidikan . Melalui pendidikan para peserta didik dapat belajar dari pengalamannya, belajar mengantisipasi sesuatu keadan dan peristiwa , belajar melihat  prospek masa depan serta mengembakan daya imajinasi kretaif sejak dari masa kanak-kanaknya.
c. Kata Hati ( Conscience of Man )
Conscience ( pengertian yang mengikuti perbuatan), Conscience of man sering juga di kenal dengan kata “hati nurani”,kata hati, pelita hati, dan lain sebagainya.Manusia memiliki pengertian  yang menyertai tentang apa yang akan, sedang ,dan yang telah di perbuatnya, bahkan mengerti pula akibat ( baik atau buruknya ) bagi manusia sebagai manusia.
Jadi kata hati adalah kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatan sebagai manusia.kata hati merupakan penunjuk bagi moral perbuatan.
Usaha untuk mengolah kata hati menjadi tajam disebut pendidikan kata hati           ( Gewetan Forming ). Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral yang didasari oleh kata hati yang tajam untuk kebenaran.

d.  Moral
Moral atau etika adalah perbuatan
Moral yang sinkron dengan kata hati yang tajam yaitu yang benar-benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur). Sebaliknya perbuatan yang tidak sinkron dengan kata hati yang tajam atau pun merupakan realisasi dari kata hati yang tumpul di sebut moral yang buruk atau rendah ( asor ) di katakan juga amoral. Dikatakan bermoral tinggi karena seseorang dapat menyatukan diri dengan nilai-nilai yang tinggi, serta perbuatannya dalam bentuk peragaan dari nilai-nilai yang tinggi tersebut.

e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan kodrat manusia, karena itu perbuatan dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan diterima dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

f. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kebahagian adalah suatu istilah yang lahir dari kehiduan manusia. Hampir setiap orang pernah mengalami rasa bahagia. Rasa senang merupakan aspek dari kebahagiaan, sebab kebahagian sifatnya lebih permanen dari pada perasaan senang yang sifatnya temporer. Dengan kata lain kebahagian merupakan integrasi atau dari rentetan kesenangan. Kebahagian tidak cukup digambarkan hanya sebagai himpunan dari pengalaman yang menyenangkan saja tetapi integrasi dari segenap kegembiraan, kepuasaan dan sejenisnya. Kebahagian sebagai hasil perpaduan dari pengalaman yang menyenangkan dengan yang pahit dan antara proses dan hasil.
2.3 Dimensi Sifat Hakikat Manusia
a. Dimensi Keindividualan
Setia anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain atau individu itu sendiri diartikan sebagai diri pribadi. M.J Langeveld mengatakan bahwa setiap orang memiliki individualitas, tidak ada diri individu yang identik dimuka bumi. Adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda.
Kecenderungan perbedaan mulai tumbuh sejak seorang anak menolak ajakan ibunya pada masa anak-anak, perkembangan tersebut menunjukan setiap orang  memiliki sikap dan pilihan sendiri yang dipertangungjawabkan sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain untuk ikut mempertanggungjawabkannya. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab merupakan ciri yang esensial dari adanya individualitas pada diri manusia.
b. Dimensi Kesosialan
Pada hakikatnya setiap orang dapat saling berkomunikasi dan mempunyai  unsur saling memberi dan menerima ( dimensi sosial ). Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Betapa kuatnya dorongan tersebut sehingga bila dipenjarakan merupakan hukuman yang paling berat di rasakan oleh manusia.
Hanya dalam berinteraksi dengan sesamanya, akan saling memberi dan menerima, seseorang menyadari dan menghayati kemanusiaannya.
Contoh : seorang anak manusia bila hidup sejak bayi di lingkungan monyet akan berprilaku seperti monyet pula.
 
c. Dimensi Kesusilaan
Susila artinya kepantasan atau kesopanan yang tinggi. Kesusilaan berhubungan erat dengan nilai-nilai dan hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila. Selanjutnya, dalam kenyataan hidup ada dua hal yang muncul dari persoalan nilai, yaitu kesadaran dan pemahaman terhadap nilai dan kesanggupan melaksanakan nilai.
Pendidikan kesusilaan meliputi rentangan yang luas penggarapannya, mulai dari ranah kognitif sampai ranah apektif.
Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran  dan kesediaan melakukan kewajiban di samping haknya.

d. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Sejak dahulu sebelum manusia mengenal agama mereka telah percaya kekuatan supranatural yang menguasai alam semesta.
Agama merupakan suatu kebutuhan manusia karena manusia adalah mahluk yamg lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya dalam artian menjadi sandaran vertikal manusia. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beragama dimulai sedini mungkin, meskipun masih terbatas pada latihan kebiasaan. Pengembangan pengkajiannya merupakan tanggung jawab orang tua dan guru pendididkan agama di sekolah.
2.4 Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
Telah di rumuskan dalam GBHN menyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembangunan itu tuidak hanya mengejar  kemajuan lahiriah maupun batiniah tetapi harus ada keseimbangan antara keduanya. Selanjutnya diartikan juga bahwa pembagunan itu merata di seliruh tanh air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari masyarakat. Selain itu diartikan juga sebagai keselarasan hubungan antara manusia dan tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, hubungan antar bangsa, dan cita-cita hidup bangsa.
 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sifat hakikat manusia diartikan sebaai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan.
2. Wujud sifat hakikat manusia diantaranya kemampuan menydari diri, kemampuan berinteraksi, kepemilikan kata hati, moral, kempuan bertanggung jawab, rasa kebebasan, kesedian melaksanakan kewajiban dan menyadiari hak, serta kempuan menyadari kebahagiaaan.
3. Dimensi sifat hakikat manusia terdiri dari dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keagamaan.
4. Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah tercantum dalam GBHN.
3.2 Saran
Setiap manusia memilki karakteristik yang berbeda-beda, kita sebagai calon pendidik sudah sepatutnya memahami sifat hakikat manusia agar kegitan belajar mengajar nanti lebih terarah pada aktivitas yang positif dan menjadi acuan dalam memperlakukan anak didik kita.

0 komentar:

Link Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

  © NATURAL The Professional Template by Guz Izhoul Juliuz 2013

Back to TOP